Program Bedah Rumah Mulyo-Atine Dinanti Penerima Raskin

oleh -
oleh
FOTO: Calon Wakil Bupati Bojonegoro, Mitroatin (kerudung kuning) saat bersama ibu-ibu Bojonegoro.

SUARABOJONEGORO.COM – Program bedah rumah bagi warga miskin yang akan dilaksanakan pasangan calon bupati (Cabup) dan wakil bupati (Cawbup) Bojonegoro, Soehadi Moeljono dan Mitroatin, dinantikan banyak kalangan. Tak terkecuali keluarga penerima bantuan beras untuk warga miskin (Raskin).

Keluarga prasejahtera ini sudah lama berharap mendapatkan bantuan bedah rumah, karena kebanyakan rumah yang mereka tempati tidak layak dihuni.

Seperti rumah milik Siti Isminah (50), salah satu penerima Raskin. Sekalipun berada di pemukiman wilayah perkotaan, rumah warga RT/RW 11/02 Desa Kauman, Kecamatan Bojonegoro itu tidak layak huni.

Dindingnya semi permanen. Setengah tembok dan atapnya kayu. Temboknya mulai retak-retak, dan kayunya mulai lapuk dimakan usia.

Gentengnya juga sudah banyak bocor di sana-sini. Diperparah saat musim penghujan datang, rumah istri dari Supriono (60) ini, selalu menjadi sasaran luapan air Sungai Bengawan Solo. Jika banjir tinggi air bisa sepinggang orang dewasa.

“Saya asli sini, dan bangunan rumah ya seperti ini sejak saya kecil,” kata dia kepada wartawan, Jumat (4/5/2018).

Akibat seringnya tergenang air, membuat plester lantai rumahnya banyak yang terkelupas. Keluarga miskin ini hanya bisa pasrah karena tidak memiliki biaya untuk memperbaiki rumahnya.

“Belum ada bantuan dari manapun,” tutut ibu tiga anak ini.

Oleh karena itu, Siti Isminah sangat setuju jika ada program bedah rumah gratis bagi warga miskin. Selain bisa meringankan beban keluarga, setidaknya bisa mendapatkan tempat tinggal layak.

“Semoga bupati mendatang bisa mewujudkannya,” pungkasnya.

Senada disampaikan penerima raskin lainnya, Ninik Purwanti. Rumah warga Desa Plesungan, Kecamatan Kapas, itu juga tidak layak huni. Lantainya masih berupa tanah, dindingnya dari papan dan anyaman bambu.

“Kalau hujan gentengnya juga banyak yang bocor,” sambungnya dikonfirmasi terpisah.

Ninik, panggilan akrabnya, mengaku, pemerintah desa (Pemdes) sudah melakukan pendataan untuk merenovasi rumahnya yang masuk kategori tidak layak huni.

“Sudah didata, tapi kapan direhab belum tahu,” ucapnya.

Dia memperkirakan untuk memperbaiki rumahnya memerlukan biaya jutaan rupiah. Sedangkan penghasilan suaminya dari bekerja serabutan sangat pas-pasan, dan cukup untuk makan sehari-hari.

“Kalau ada bantuan program bedah rumah, saya sangat setuju,” ujarnya.

Dia berharap, bupati terpilih mendatang bisa memberikan program bedah rumah agar bisa meringankan beban warga miskin, dan mendapatkan kehidupan layak.

“Paling tidak, lantainya tidak dari tanah. Kami sudah sangat senang,” pungkasnya.

Menanggapi hal itu, Cabup Soehadi Moeljono, menyatakan, program bedah rumah ini telah menjadi salah satu prioritasnya jika terpilih sebagai Bupati Bojonegoro. Dalam program ini, akan dilakukan renovasi mulai dari lantai, dinding, dan bagian atap agar menjadi rumah yang layak huni.

“Kalau belum ada jambannya akan kita buatkan sekalian, agar kualitas kesehatan mereka juga meningkat,” tegas Cabup yang berpasangan dengan Kader NU ini. (lis*)

No More Posts Available.

No more pages to load.