Buruh Tani Berharap Program Bedah Rumah dari Mulyo Atine

oleh -
oleh

SUARABOJONEGORO.COM – Bekerja sebagai buruh tani dengan pendapatan pas-pasan, merenovasi rumah hanya sekadar angan-angan. Mereka pun membiarkan rumahnya dalam kondisi tidak layak huni.

Problema umum bagi wong cilik inilah yang ditangkap pasangan calon bupati (Cabup) dan wakil bupati (Cawbup) Bojonegoro, Soehadi Moeljono dan Mitroatin, untuk membantu meringankan beban mereka agar memiliki rumah layak huni.

Pasangan yang dikenal masyarakat dengan sebutan “Mulyo Atine” ini telah menyiapkan program bedah rumah. Warga miskin yang tidak mampu meraih rumah sendiri, akan diberikan bantuan rumah layak huni.

Setidaknya harapan buruh tani seperti Warini (35), untuk memiliki rumah layak huni tidak sekadar menjadi mimpi. Sudah sepuluh tahun warga Desa Kedaton, Kecamatan Kapas, itu bersama suaminya, Dwi Prayitno (40), menempati rumahnya yang tergolong tidak layak huni.

Rumah Rini, sapaan akrabnya, dibangun seadanya. Dindingnya dari anyaman bambu (gedhek). Lantainya masih tanah. Tidak ada sekat di dalam rumah. Ruang tidur, ruang tamu, ruang makan, hingga dapur, semuanya jadi satu.

Sedangkan kayu penyangga bagian atap mulai keropos. Begitu juga dengan gentengnya sudah tidak tertata rapi. Beberapa titik bocor saat turun hujan.

“Semua los, ya kamar, dapur, jadi satu di sini,” ujarnya kepada wartawan ditemui di rumahnya, Rabu (2/5/2018).

Sekalipun kondisi rumahnya memprihatinkan, Rini mengaku tetap bersyukur. Masih bisa ditempati untuk berteduh dan istirahat.

“Disyukuri saja. Semua rezeki datangnya dari atas (Tuhan),” ucapnya lirih.

Selama ini Rini mengaku belum memiliki rencana untuk memperbaiki rumahnya. Pendapatan yang diperolehnya sebagai buruh tani, dan suaminya yang bekerja serabutan hanya cukup untuk menyambung hidup.

“Kalau mengajukan bantuan, belum pernah,” jelasnya.

Oleh karena itu, dia sangat setuju ketika mendengar kabar jika ada salah satu pasangan calon yang menyiapkan program bedah rumah bagi warga miskin. Menurutnya, program tersebut akan sangat membantu warga miskin memiliki rumah layak huni.

“Harapan kami nanti rumah ini bisa ditembok dan lantainya diplester,” pungkasnya.

Senada disampaikan buruh tani lainnya, Tasman (50). Warga Desa Sidodadi, Kecamatan Sukosewu, juga menempati rumah tidak layak huni. Sejak berdiri 8 tahun lalu, sampai sekarang belum dilakukan perbaikan sama sekali.

“Pertama kali membangun rumah ya sudah seperti ini,” sambung dia dikonfirmasi terpisah.

Minimnya pendapatan, menjadikan duda beranak dua ini tidak mampu memberikan fasilitas layak bagi keluarganya. Alasan itulah yang menyebabkan istri dan kedua anaknya enggan tinggal bersamanya.

“Ya mau bagaimana lagi, kalaupun hidup sendiri tetap dinikmati. Kuncinya bersyukur,” tuturnya.

Lantai rumah Tasman masih berupa tanah. Dindingnya dari bambu dan kayu seadanya. Sedangkan atap rumah dari genteng mulai banyak yang bocor.

“Jamban juga tidak ada. Kalau mandi ya di padasan atau kamar mandi sekedarnya yang saya buat sendiri,” ujarnya sambil menunjuk tanah kosong dengan bak besar berisi air yang hanya ditutupi kain di sekelilingnya untuk mandi.

Tasman berharap dengan adanya program bedah rumah, nantinya bisa membantu memperbaiki gentengnya yang bocor atau sekedar membangun lantainya yang masih berupa tanah.

“Semoga saja ada bantuan karena untuk sisa makan saja, saya sudah sangat bersyukur,” pungkasnya.

Menanggapi hal itu, Cabup Soehadi Moeljono, menyatakan, jika dipercaya warga memimpin Bojonegoro kedepan telah menyiapkan program bedah rumah bagi warga tak mamou. Ini sebagai upaya untuk meringankan beban agar mereka memiliki rumah layak huni yang nyaman dan aman ditempati.

“Ini kebutuhan mendesak yang akan kami laksanakan di tahun pertama,” tegas Cabup yang berpasangan dengan Kader NU ini.(lis*)

No More Posts Available.

No more pages to load.